Gerakan bisa menjadi salah satu parameter kesehatan janin dalam kandungan Ibu. Bayi yang aktif di dalam kandungan merupakan tanda bahwa dirinya berada dalam kondisi sehat, kebutuhan nutrisi dan oksigennya tercukupi. Mengenali sekaligus mengukur gerakan janin yang dikandung merupakan satu hal yang penting untuk diketahui Ibu hamil. Kemampuan ini sepenuhnya dapat bergantung pada insting Ibu. Tidak heran jika hal ini tidak mudah bagi para calon ibu baru. Terjadinya gerakan bayi yang meningkat atau menurun secara tiba-tiba sering dianggap sebagai hal biasa.
Baca Juga: Bayi Sering Kentut, Apa yang Terjadi di Saluran Cerna?
Berdasarkan pendapat ahli kandungan, gerakan yang meningkat atau menurun seketika merupakan pertanda adanya perubahan kondisi janin. Gerakan tersebut bisa jadi pertanda bahwa janin berada dalam bahaya, seperti janin kekurangan nutrisi atau oksigen, sehingga membuatnya berontak dengan bergerak lebih aktif. Oleh sebab itu, Ibu perlu waspada apabila tiba-tiba bayi bergerak sangat aktif, misalnya saja banyak menendang, akan tetapi dalam seketika bayi tiba-tiba tenang dan aktivitasnya terus menurun.
Pada kondisi ideal, bayi aktif dalam kandungan perut ibu dapat bergerak satu sampai dua kali setiap satu jam. Gerakan tersebut dapat bermacam-macam dan bisa Ibu rasakan dengan jelas. Gerakan tersebut bisa berupa memutar, sehingga kepala janin tidak berada di bawah atau sungsang. Dalam kondisi tersebut, ada baiknya ibu tidak perlu memijat kandungan. Pijatan ini justru bisa meningkatkan risiko bayi terlilit tali pusat yang mengakibatkan gerakan putaran bayi yang tidak terpantau. Oleh sebab itu, lebih baik Ibu tetap aktif bergerak dan melakukan pemeriksaan secara rutin, sehingga kondisi janin bisa terus diawasi.
Saat usia kehamilan antara 30 hingga 42 minggu, jika Ibu merasakan gerakan bayi dua kali dalam 30 menit, maka bisa dipastikan bahwa bayi Ibu sehat. Namun, jika gerakan kurang dari jumlah tersebut, maka Ibu harus waspada dan perlu konsultasi ke dokter atau bidan guna mendeteksi bunyi jantung janin. Denyut normal bayi adalah antara 120-160 kali per menit.
Cara lain memantau kesejahteraan janin dalam kandungan yang lebih mudah adalah memantau gerakan janin dalam 12 jam. Apabila kurang dari 10 kali, ada kemungkinan klinis bayi tidak sehat. Namun, apabila lebih dari 10 kali, berarti bayi sehat secara klinis. Perlu Ibu ingat, bayi dalam kandungan juga memiliki fase tidur selayaknya individu hidup, dengan lama masa tidur sekitar 20 sampai 70 menit. Selama fase tidur ini, janin tidak bergerak dan denyut jantung masih tetap terasa.
Bagi Ibu dengan postur badan yang cenderung kurus, terdapat kemungkinan gerakan bayi akan terasa lebih cepat dibandingkan dengan Ibu lainnya dengan postur badan lebih gemuk. Ibu akan merasakan gerakan bayi pada saat usia kandungan memasuki 16 hingga 22 minggu, meskipun sebenarnya bayi dapat bergerak pada usia kandungan 7 atau 8 minggu. Namun. gerakan janin akan semakin terbatas dengan meningkatnya usia kehamilan Ibu. Ibu juga dapat merespon lho Bu, apabila Buah Hati sedang melakukan gerakan. Hal ini akan memperkuat bonding antara Ibu dan anak, yang mana penting untuk membentuk ikatan kasih sayang antara keduanya. Ibu juga bisa ikuti tips membangun bonding dengan Buah Hati, melalui artikel berikut ya: Tips Bangun Bonding dengan Bayi Sejak Dalam Kandungan
Baca Juga: Penyebab Bayi Cacat Dalam Kandungan
Sayangnya, gerakan bayi aktif dalam kandungan memang bukan hal mudah yang bisa Ibu perkirakan. Namun, hal tersebut bukan berarti Ibu tidak bisa mempertahankan kondisi kehamilan yang senantiasa sehat. Ibu hamil wajib memeriksakan kondisi kehamilan secara mingguan atau bulanan, disesuaikan dengan usia kandungan. Melalui pemeriksaan tersebut dapat diketahui kondisi kesehatan Ibu dan janin, termasuk gerakan atau posisinya. Dengan pemeriksaan rutin pula, dokter dapat segera mengambil tindakan sedini mungkin jika memang ditemukan masalah.