Hal penting lain dalam pemeliharaan ASI setelah memerahnya adalah cara menyimpan ASI perah. Cara penyimpanan yang tepat akan menjaga kualitas ASI perah Ibu. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa ASI perah mengandung lebih sedikit bakteri dan lebih kecil kemungkinan tumbuh bakteri, di samping itu ASI memiliki tingkat protein jauh lebih tinggi dibandingkan dengan susu lain.
Baca Juga: Apa yang Perlu Dikonsumsi Agar ASI Berkualitas?
Cara Menyimpan ASI Perah yang Baik
Berikut ini terdapat sejumlah cara yang dapat ibu terapkan dalam penyimpanan ASI, antara lain:
- ASI yang baru Ibu perah, sebaiknya disimpan pada suhu ruangan (10-29°C). Perbedaan waktu atau ketahanan ASI yang disimpan dalam suhu ruangan dipengaruhi oleh kebersihan dan teknik memerah ASI, serta perbedaan suhu ruangan. Temperatur ruangan yang panas terkait erat dengan perkembangan jumlah bakteri pada ASI perah. Dalam suhu kamar mulai dari 27°C sampai 32°C ASI perah mampu bertahan 3-4 jam, dan dalam kondisi kebersihan terjaga dengan temperatur ruangan yang lebih rendah, ASI perah dapat bertahan kurang lebih 6-8 jam.
- Pada suhu 15°C, dimana ASI diletakkan dalam suatu wadah atau termos es disertakan es beku di dalamnya ataupun blue-ice sebagai pendinginnya, maka dapat bertahan selama 24 jam, hal tersebut berdasarkan pada pertumbuhan minimal dari bakteri. Sementara pada pendingin 4°C, biasanya pada kulkas bagian bawah tempat menyimpan sayur-sayuran, ASI dapat bertahan hingga 48-72 jam.
- ASI yang dibekukan dalam freezer dengan suhu -20°C terbukti bertahan aman untuk setidaknya 3 bulan. Umumnya Vitamin A, E, juga B, protein, lemak, enzim, laktosa, imunoglobulin, lisozim, dan laktoferin tetap bertahan pada ASI yang dibekukan. Pertumbuhan bakteri tidak ditemukan dalam ASI beku selama minimal 6 minggu. ASI perah harus disimpan dalam freezer bagian dalam untuk menghindari perubahan suhu ketika pintu freezer dibuka. Selain itu, wadah penyimpanan ASI ada baiknya tertutup rapat supaya mencegah terjadinya kontaminasi.
- Pada saat mengisi wadah ASI, sebaiknya tidak sampai penuh. Cara menyimpan ASI yang satu ini bertujuan untuk menghindari terjadinya ekspansi ASI ketika membeku. Setiap wadah harus diberi label yang berisi tanggal memerah ASI serta nama anak jika Ibu akan menggunakan ruang perawatan anak atau day care. Selain itu, Ibu disarankan untuk menyimpan ASI di dalam wadah yang berisi antara 60 – 100 ml ASI.
- Hindari mencampur ASI yang baru diperah dengan ASI sebelumnya yang sudah didinginkan. Jika memang ingin mencampurnya, maka ASI yang baru diperah perlu didinginkan dahulu di kulkas yang bukan freezer. Simpan ASI yang baru diperah di wadah yang berbeda, dan tunggu hingga suhu ASI perah pada kedua wadah sama dinginnya, setelah itu baru dapat Ibu gabungkan. Sebaiknya jarak perah tidak lebih dari 24 jam, serta daya simpan ASI yang berlaku berdasarkan tanggal serta waktu perah ASI yang pertama.
- ASI perah yang sudah disimpan biasanya memiliki bau dan rasa yang berbeda dari ASI segar. Hal ini terjadi karena aktivitas lipase, yaitu enzim yang memecah lemak menjadi asam lemak. Pemecahan lemak baik untuk membantu bayi dalam pencernaan ASI, terutama bagi bayi prematur, dan tidak berbahaya, walaupun beberapa bayi mungkin menolak untuk meminumnya. Hindari memanaskan ASI diatas 40°C karena akan mengakibatkan hilangnya enzim.
Baca Juga: 5 Makanan Penambah ASI untuk Ibu Menyusui
Itulah beberapa cara menyimpan ASI dengan baik yang harus diketahui ibu agar kandungan dalam ASI yang disimpan tidak rusak. Cara penyimpanan ASI yang tidak tepat tentu sangat berbahaya, sebab ASI akan basi.