Saat janin di dalam kandungan tidak aktif bergerak seperti biasanya, tentu akan menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Ibu. Janin yang tidak bergerak seharian dapat menjadi tanda bahaya, terutama apabila perut Ibu juga terasa kencang dan usia kehamilan masih belum mencapai 37 minggu.
Untuk memahami kondisi yang ibu alami dan cara menghadapinya, baca artikel ini sampai selesai, ya.
Perut yang terasa kencang merupakan gejala bahwa rahim sedang mengalami kontraksi. Kontraksi bisa saja terjadi sebelum kehamilan menginjak usia 37 minggu, yang dikenal dengan istilah kontraksi palsu. Namun, ini bukanlah bagian dari persalinan ya, Bu.
Selain itu, perlu juga pemantauan apakah selama perut terasa kencang, janin masih bergerak aktif atau tidak. Janin yang masih bergerak dengan aktif menandakan bahwa ia masih sejahtera dan sehat di dalam rahim. Idealnya, Ibu akan merasakan 10 gerakan janin dalam waktu 2 jam atau kurang dari itu.
Akan tetapi, apabila kontraksi terjadi sebelum usia 37 minggu yang disertai dengan keluarnya darah dari vagina, maka ini adalah tanda bahwa Ibu sedang memulai proses persalinan prematur. Persalinan yang prematur ini memberikan risiko tinggi bagi janin, karena organ-organ vitalnya masih belum sepenuhnya matang untuk dapat hidup di luar rahim. Oleh karena itu, Ibu sangat disarankan untuk mendapatkan pertolongan dokter.
Apabila janin tidak terasa bergerak, padahal kehamilan belum mencapai 37 minggu, maka ini bisa menjadi tanda bahaya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa aliran darah dalam rahim sedang terganggu, yang menyebabkan janin kekurangan oksigen.
Kekurangan oksigen dapat mengakibatkan janin kesulitan bernapas, sehingga ia perlu ditolong oleh dokter sesegera mungkin. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah janin mengalami kerusakan otak yang permanen.
Janin yang tidak bergerak juga bermakna bahwa ia telah meninggal dalam kandungan, atau disebut dengan intrauterine fetal death. Janin yang sudah meninggal tetap perlu dikeluarkan dari dalam kandungan, agar tidak menciptakan komplikasi lebih lanjut.
Ibu, apabila janin tidak bergerak namun perut terasa kencang berkontraksi, Ibu tetap harus mendapatkan pertolongan dokter. Janin yang masih hidup, meskipun sudah jarang bergerak, mungkin masih bisa diselamatkan.
Menghadapi situasi perut yang kencang dan janin tidak bergerak, Ibu perlu berkonsultasi langsung dengan dokter untuk memeriksa kondisi kandungan.
Umumnya, dokter akan mengevaluasi janin menggunakan alat ultrasonografi. Dengan alat ini, dokter akan mengetahui apakah jantung janin masih berdenyut (yang merupakan pertanda bahwa ia masih hidup) atau sudah tidak berdenyut lagi.
Apabila jantung janin masih berdenyut, maka dokter akan memeriksanya dengan alat berupa kardiotokografi. Alat ini akan menghitung apakah irama denyut jantungnya teratur atau tidak. Ketidakteraturan irama jantung menjadi tanda bahwa janin sedang dalam keadaan tidak sejahtera.
Sementara itu, jika kandungan Ibu telah matang (atau berusia minimum 37 minggu) dan mengalami perut yang terasa kencang, Ibu juga akan dipantau ketat karena artinya proses persalinan telah dekat.
Nah, untuk menjaga kesehatan janin agar aktif bergerak dalam perut, Ibu harus mengonsumsi nutrisi yang seimbang. Hal ini bisa dilakukan dengan makan makanan sehat dan minum susu khusus ibu hamil. Untuk memahami bagaimana susu kehamilan memberikan manfaat bagi Ibu dan janin, baca artikel berikut yuk: 5 Alasan Mengapa Ibu Hamil Perlu Konsumsi Susu Hamil
Reference: Health Hub. Monitoring the Baby During Labour. Diakses 25 Juli 2024. https://www.healthhub.sg/live-healthy/pregnancy-monitoring-the-baby-during-labour