Jarak antar kehamilan menjadi salah satu hal yang tak jarang dibicarakan ketika membahas tentang seputar kehamilan. Pertanyaan mendasar yang memang perlu ditanyakan adalah ‘seberapa lama jarak ideal antara kehamilan anak pertama dan kedua; kedua dengan ketiga, dan berikutnya?’.
Sejumlah pasangan memiliki kehendak yang berbeda-beda terkait jarak usia antar anak-anak mereka. Beberapa menginginkan jarak yang lumayan dekat dengan alasan supaya anak-anak lebih ‘nyambung’ ketika berkomunikasi nantinya. Selain itu, ada pula yang mengehendaki punya anak kedua setelah menunggu lebih lama; misalnya saja lima tahun atau lebih, supaya mereka dapat mencurahkan kasih sayang penuh kepada anak pertama. Mana yang lebih baik tentu menjadi opini mutlak masing-masing pasangan.
Meskipun demikian, teori mempunyai patokan tersendiri tentang jarak kehamilan antara anak pertama-kedua; kedua-ketiga, dan seterusnya. Jarak ideal, yang dihitung sejak ibu melahirkan sampai hamil kembali, adalah dua hingga lima tahun. Hal ini berdasarkan pada perhitungan-perhitungan secara medis dan psikologis.
Yang pertama, adalah dari segi medis. Waktu minimal dua tahun memungkinkan si ibu untuk melakukan persiapan kehamilan secara lebih baik. Ibu perlu mendapatkan kembali kesehatannya yang mungkin sempat menurun ketika hamil dan melahirkan serta merawat jabang bayi yang baru dilahirkan. Pun melahirkan dalam jangka waktu dekat akan mempengaruhi kesehatan ibu secara negatif.
Mari, Bu, lihat komplikasi kehamilan apa saja yang dapat terjadi jika jarak kehamilan Ibu tidak ideal di sini: Jarak Kehamilan Ideal antara Anak Pertama dan Anak Kedua
Di samping itu, waktu dua tahun merupakan waktu ideal bagi seorang bayi untuk mendapatkan ASI (Air Susu Ibu). ASI dua tahun akan lebih memberikan dampak positif bagi kecerdasan dan kesehatan sang anak. Jika ibu ternyata hamil kembali saat masih menyusui, kemungkinan yang sering terjadi adalah kurangnya perhatian terhadap anak (pertama) dan berkurangnya nutrisi dari ASI yang diberikan padanya, karena fokus juga harus diberikan kepada bayi dalam kandungan. Dengan demikian, anak pertama tidak akan mendapatkan jumlah ideal perhatian dan ASI dari ibunya, yang mungkin memengaruhi pertumbuhannya.
Yang kedua, dari segi psikologis anak. Umumnya, secara teori, anak bisa mulai mengerti atau bisa menerima adanya adik ketika sudah berusia di atas dua tahun. Oleh karena itu, jika ibu mereka hamil dan melahirkan lagi sebelum mereka mencapai usia itu, kemungkinan akan sulit bagi mereka untuk menerima keberadaan ‘orang baru’ di tengah keluarganya.
Agar Ibu bisa mendapatkan kondisi kesehatan yang bagus sekaligus memberikan apa yang sudah menjadi hak anak pertama Ibu (berupa perhatian dan ASI), sangat disarankan bagi Ibu untuk menghitung kehamilan. Catat baik-baik waktu pertama Ibu hamil, tanggal kelahiran, dan tanggal yang menandai bahwa Ibu sudah ‘boleh hamil kembali’. Dengan demikian, kehamilan kedua yang terlalu cepat bisa disiasati dengan baik.
Salah satu upaya untuk ‘menunda’ kehamilan hingga jarak ideal adalah dengan menyusui selama dua tahun penuh. Selain akan memberikan nutrisi bagus untuk anak, menyusui juga bermenfaat untuk memperkecil kemungkinan hamil kembali dalam rentang waktu dua tahun tersebut.
Baca Juga: Minuman Sehat Selama Kehamilan