Air Susu Ibu atau yang dikenal dengan ASI merupakan sumber gizi utama bayi yang mengandung banyak zat-zat penting untuk mendukung tumbuh kembangnya. Kandungan nutrisi ASI untuk bayi seperti air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, zat antibodi, dan enzim. Dilihat dari kandungannya yang sarat nutrisi penting, IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) merekomendasikan pemberian ASI secara eksklusif untuk enam bulan pertama kehidupan bayi.
Baca juga:Mengenal Inisiasi Menyusui Dini
Jika sulit memberikan ASI secara langsung, misalnya karena Ibu harus bekerja atau adanya masalah pada puting susu, ASI bisa diperah baik menggunakan tangan atau dengan alat bantu, dan diberikan menggunakan media pemberian ASI seperti cup feeder, botol susu, ataupun sendok. Untuk memperlancar produksi ASI, Ibu bisa mengonsumsi makanan pelancar ASI dan susu khusus ibu menyusui sebagai ASI booster agar produksi ASI meningkat dan lancar.
Banyak Ibu membayangkan ASI akan berwarna putih seperti susu sapi pada umumnya. Namun, ternyata sejak pertama keluar dari payudara ibu, air susu ibu tidak langsung berwujud seperti susu pada umumnya. Minuman pertama bayi ini memiliki beberapa jenis yang akan terus berubah tekstur dan warna seiring berjalannya waktu.
Setelah bayi lahir, payudara Ibu akan segera memproduksi ASI yang disebut dengan kolostrum. Namun tak jarang, ada juga Ibu yang memproduksi kolostrum di akhir masa kehamilan. Umumnya kolostrum dapat berwarna kuning, oranye atau putih, serta bertekstur kental dan lengket.
Kandungan ASI pertama ini sering disebut sebagai imunisasi pertama bayi. Selain itu, kolostrum memiliki kadar gula dan lemak yang lebih rendah daripada ASI yang dihasilkan kemudian. Kandungan ASI yang penting pada kolostrum kaya akan protein, vitamin yang larut dalam lemak, mineral, antibodi, sel darah putih, vitamin A dan imunoglobulin.
Untuk menambah wawasan Ibu, yuk cari tahu betapa pentingnya kolostrum untuk diberikan pada Buah Hati yang baru lahir, selengkapnya Ibu bisa baca artikel berikut: 5 Manfaat Memberi Kolostrum Saat Buah Hati Baru Lahir
Setelah produksi kolostrum habis sekitar 7-14 hari setelah melahirkan, jenis ASI akan berubah. Perubahan ASI ini disebut transisi. Dibandingkan dengan kolostrum yang mengandung lebih banyak protein, kandungan ASI yang penting pada jenis transisi ini memiliki lebih banyak lemak dan gula susu (laktosa).
Sedangkan untuk tekstur dan warna, ASI transisi merupakan kombinasi kolostrum dan ASI matur. Seiring berjalannya waktu semakin banyak diproduksi, jenis ASI transisi akan mulai tampak putih dan teksturnya akan lebih halus. Perubahan warna ASI selama masa transisi juga sangat baik, yaitu dapat bertahan sekitar 10-14 hari.
ASI matur merupakan ASI terakhir yang akan terus diproduksi tubuh hingga anak berhenti menyusui. Bentuk ASI matur baru mulai muncul sekitar dua minggu setelah kelahiran atau setelah produksi susu yang berlebihan telah habis. Menurut American Pregnancy Association, sekitar 90% jenis ASI matur terdiri dari air, dan 10% sisanya mengandung karbohidrat, protein, dan lemak.
Kadar air dari ASI matur membantu menjaga bayi cukup terhidrasi. Kandungan nutrisi seperti karbohidrat, protein dan lemak merupakan salah satu manfaat ASI matur. ASI matur umumnya berwarna putih, sama seperti ASI biasa. Namun terkadang, warna susu berubah menjadi agak oranye, kuning atau hijau. Hal ini karena pola makan ibu mempengaruhi ASI. Bahkan, warna susu ASI yang mengalir juga bisa menjadi kemerahan atau coklat. Hal ini biasanya disebabkan oleh darah dalam ASI di saluran atau puting yang terluka.
Pada ASI matur, terdapat 2 konsistensi dengan kandungan ajaib yang berbeda:
Menurut penelitian yang dilakukan oleh American Academy of Pediatrics, bayi yang baru lahir biasanya membutuhkan 8 hingga 12 kali menyusui selama 24 jam pertama kehidupannya. Asupan rata-rata ASI untuk bayi berusia satu hingga enam bulan ialah sekitar 25 oz atau setara dengan 750 ml. Hal ini juga tergantung pada berapa kali anak menyusu setiap hari.
Jadi jika anak menyusui sebanyak sembilan kali sehari, maka jumlah rata-rata susu setiap kali ia menyusui ialah sekitar 83,33 ml. Asupan ASI anak akan terus meningkat setelah ia berusia 5 hari hingga 1 bulan.
Tidak hanya menggunakan rumus untuk menghitung kebutuhan ASI berdasarkan berat badan bayi. Perhatikan tabel kebutuhan ASI berdasarkan berat badan bayi berikut ini:
Berat Badan (kg) | Kebutuhan ASI (ml) |
2 | 313 ml |
2,5 | 391 ml |
3 | 469 ml |
3,5 | 548 ml |
4 | 626 ml |
4,5 | 704 ml |
5 | 782 ml |
5,5 | 861 ml |
6 | 939 ml |
6,5 | 1000 ml |
Tidak ada salahnya jika Ibu memilih susu formula untuk mendukung tumbuh kembang anak. Pasalnya, ada beberapa Ibu yang memang tidak bisa mengASIhi karena beberapa alasan kesehatan. Namun, bagi Ibu yang lebih memilih susu formula dibandingkan ASI eksklusif, perlu diketahui bahwa ASI mengandung banyak zat yang tidak ada di dalam susu formula.
Pada akhir periode menyusui, kandungan ASI terutama akan kalori dan lemak. ASI juga mengandung sel darah putih dan zat yang membentuk sistem kekebalan bayi, seperti imunoglobulin dan lisozim yang komposisinya dapat bervariasi sesuai dengan usia dan kebutuhan bayi. Berikut ini adalah beberapa kandungan yang terkandung dalam ASI:
Kolostrum sebenarnya adalah ASI yang dikeluarkan dalam 2-3 hari pertama setelah melahirkan. Produksi kolostrum hari pertama sangat sedikit yaitu 40-50 ml, meski begitu jumlah inilah yang dibutuhkan bayi usia 1 hari. Kolostrum sangat bermanfaat bagi bayi karena mengandung banyak sel darah putih dan antibodi, protein, mineral dan vitamin yang larut dalam lemak.
Antibodi ASI mengandung berbagai antibodi dari tubuh ibu yang dapat meningkatkan kekebalan bayi. Kandungan antibodi tertinggi dalam ASI adalah jenis IgA (imunoglobulin A), salah satu manfaatnya adalah untuk melindungi kesehatan saluran pencernaan bayi.
Dilansir dari Very Well Family, dalam ASI mengandung enzim pencernaan ASI berupa enzim amilase dan lipase. Enzim-enzim ini berfungsi untuk mencerna lemak dalam ASI, sehingga ASI lebih mudah dicerna bayi dan menjauhkan bayi dari penyakit pencernaan.
ASI mengandung berbagai hormon dan growth factor dari ibu. Lima hormon penting yang terkandung dalam ASI adalah tiroid, IGF-1 insulin, ghrelin, leptin dan adiponektin yang membantu fungsi tubuh dan mendukung tumbuh kembang bayi.
Selain mengandung antibodi, ASI juga mengandung protein yang mencegah pertumbuhan bakteri berupa laktoferin dan lisozim. Keduanya dapat mencegah pertumbuhan virus, bakteri dan jamur di saluran pencernaan bayi. Kandungan laktoferin tertinggi adalah kolostrum.
Rasio protein yang lebih mudah dicerna, yaitu protein whey (sekitar 60-80%) dan kasein (sekitar 40%). Persentase whey yang lebih tinggi ini membuat ASI lebih mudah dan lebih cepat dicerna. Secara spesifik, protein di dalam ASI terdiri dari antibodi IgA, IgG, dan IgM sekretorik, lysozyme, laktoferin, dan faktor bifidus.
Lemak merupakan kandungan penting yang mendukung penyerapan vitamin tertentu dan juga merupakan sumber utama kalori. Lemak juga berperan dalam mendukung perkembangan otak, sistem saraf dan retina.
Vitamin yang terkandung dalam ASI antara lain A, D, E, K, C, niasin dan riboflavin yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan bayi. ASI juga mengandung banyak mineral, seperti zat besi, seng, kalsium, natrium, magnesium, selenium, dan klorida. Mineral ini berperan penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi, memperkuat tulang, otot dan saraf, serta membantu penyerapan nutrisi.
Baca juga:Mengatasi Puting Terluka Saat Menyusui
Asam amino esensial juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Nutrisi ini berperan dalam pembentukan protein yang membangun jaringan-jaringan tubuh seperti otot, kulit, rambut, dan organ-organ vital.
Selain itu, asam amino esensial juga berkontribusi pada perkembangan sistem saraf, termasuk otak, yang merupakan faktor kunci dalam pengembangan kognitif dan motorik bayi. Yuk, ketahui selengkapnya di sini: Manfaat Asam Amino Esensial untuk Bayi.
Dilansir dari Klikdokter, di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, ASI dapat menghindarkan bayi terinfeksi virus corona karena ASI mengandung antibodi. Tak hanya COVID-19, ASI dapat melindungi buah hati dari berbagai penyakit seperti ISPA, diare, pneumonia. Itulah sebabnya menyusui Buah Hati tidak boleh Ibu lewatkan meski Ibu positif COVID-19. Sebab, antibodi pada ASI diyakini dapat menempel pada permukaan selaput lendir, seperti hidung dan mulut yang menjadi gerbang masuknya virus corona. Karena penularan COVID-19 terjadi melalui droplet atau percikan dahak, dan bukan melalui ASI yang ditransmisikan melalui ASI adalah antibodi yang merupakan salah satu komponen kekebalan tubuh. Antibodi terbentuk ketika seseorang terinfeksi. Jadi, jangan takut MengASIhi anak jika Ibu terkonfirmasi positif COVID ya Bu. Selamat mengASIhi!