Ketika Ibu sudah memasuki trimester ketiga kehamilan, rasanya sudah semakin tidak sabar untuk segera bertemu bayi tercinta. Namun disaat yang sama, tak jarang berbagai kesibukan dan kecemasan tiba-tiba melanda, mulai dari menjaga kondisi kesehatan Ibu maupun janin hingga persiapan perawatan anak saat sudah lahir nanti. Berbagai pertanyaan dalam benak Ibu tentang kesehatan dan kesejahteraan anak bisa semakin menambah kegundahan bahkan berujung stres. Padahal, dengan mengenali penjelasan dari tiap kegelisahan yang dirasakan, Ibu bisa menjalani masa-masa akhir kehamilan dengan lebih optimis dan tenang.
Baca Juga: Atasi Kaki Bengkak Saat Janin Memasuki Trimester 3
Tidur telentang tidak disarankan untuk Ibu hamil saat trimester ketiga, karena rahim sudah lebih berat bisa menekan pembuluh darah sehingga mengurangi aliran darah ke janin. Perbaiki juga sirkulasi darah Ibu, upayakan untuk tidur menyamping, terutama menghadap kiri. Hal ini disebabkan, rahim secara alami berputar ke kanan sehingga tidur pada sisi kiri dianggap sebagai pilihan terbaik agar tidak menekan rahim.
Gerakan janin adalah suatu pertanda bahwa janin dalam keadaan baik. Pada trimester ketiga kehamilan, Ibu perlu memperhatikan gerakan janin dari hari ke hari guna mengetahui apakah janin terus bergerak normal atau tidak bergerak seperti yang biasanya. Pada trimester ketiga, gerakan janin dapat berubah-ubah. Jika pada trimester sebelumnya janin suka meninju atau menjentik, maka pada trimester ketiga ini ia lebih suka berputar sehingga perut Ibu terlihat menonjol sedikit di suatu sisi. Bila janin tidak bergerak sama sekali sebanyak biasanya, Ibu perlu makan dan kemudian berbaring menyamping ke kiri. Jika dalam 2 jam setelah itu janin masih tidak bergerak sebanyak 10 kali, segera hubungi dokter. Dokter akan melakukan, tes kontraksi, ataupun profil biofisik.
Ibu hamil harus ikut memantau volume air ketuban ketika pemeriksaan kehamilan. Jika cairan ketuban terlalu sedikit, dokter atau bidan akan mengecek dengan cermat keadaan kehamilan Ibu untuk memastikan janin terus tumbuh secara normal. Tetapi, bila kondisi oligohidramnion ini terjadi di masa akhir kehamilan, kemungkinan akan dilakukan induksi persalinan.
Induksi persalinan adalah proses medis yang dilakukan dengan sengaja untuk memicu kontraksi rahim dan memulai proses persalinan pada wanita hamil. Ibu dapat mempelajari lebih lanjut tentang induksi persalinan di sini: Kapan Ibu Harus Melahirkan dengan Induksi Persalinan?
Preeklamsia merupakan suatu kondisi serius, yakni ketika tekanan darah tinggi dan kadar protein di dalam urine abnormal setelah 20 minggu kehamilan. Pada pemeriksaan, umumnya akan dicek tekanan darah Ibu dan kadar protein urine. Selain dari pengecekan tersebut, preeklampsia juga bisa diketahui dari gejalanya yang mencakup sakit kepala parah, nyeri di bawah tulang rusuk, masalah penglihatan, pergelangan kaki, wajah dan tangan. Pada kondisi demikian, melahirkan bayi menjadi satu-satunya cara yang bisa ditempuh guna menangani preeklamsia. Pasanya, penanganan tersebut dilakukan pada Ibu hamil dengan usia kandungan 37 hingga 38 minggu.
Cara Mencegah Preeklampsia
Baca Juga: Apa yang Terjadi Pada Usia Kehamilan 37 Minggu?
Jadi, saat memasuki trimester ketiga kehamilan berpikirlah positif dan optimis jika persalinan dapat berjalan lancar serta kondisi ibu dan bayi dalam kondisi sehat. Terapkan juga pola hidup sehat agar janin dapat lahir dengan sehat. Ibu bisa mengonsumsi PRENAGEN mommy agar nutrisi kehamilan harian bisa terpenuhi yang mengandung magnesium, asam folat, vitamin D, omega-3, omega-6 yang membuat Ibu tidak akan bosan dan selalu semangat selama masa kehamilan.
Untuk mengetahui lebih lengkap seputar preeklamsia, simak pembahasan seputar gejala, penyebab, hingga pengobatannya di artikel berikut: Preeklamsia: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya