Keputihan yang Normal dan Berbahaya Saat Hamil 5 Bulan

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Keputihan yang Normal dan Berbahaya Saat Hamil 5 Bulan

Keputihan saat hamil 5 bulan adalah kondisi yang normal akibat perubahan hormon selama kehamilan. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua keputihan adalah hal biasa. Perubahan warna, tekstur, atau bau keputihan bisa menjadi tanda adanya infeksi atau masalah kesehatan lainnya. 

Oleh karena itu, jika Ibu mengalami gejala yang tidak biasa, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk memastikan kesehatan Ibu dan Buah Hati. Untuk lebih lengkapnya, yuk, cari tahu mengapa terjadi keputihan dan tips mengatasinya berikut ini.

Penyebab Keputihan saat Hamil

Perlu dicatat bahwa keputihan saat hamil adalah hal yang umum terjadi dan biasanya merupakan bagian dari perubahan fisiologis tubuh selama kehamilan. Namun, penting untuk membedakan antara penyebab keputihan yang normal dan yang memerlukan perhatian medis.

Keputihan Normal

Keputihan yang normal biasanya disebabkan oleh perubahan pada serviks. Serviks adalah bagian bawah rahim yang terhubung dengan vagina. Ketika serviks dan dinding vagina melunak akibat kehamilan, maka serviks akan mengeluarkan cairan untuk membuang sel-sel mati serta bakteri jahat dari rahim dan vagina untuk mencegah infeksi.

Produksi cairan ini meningkat sebagai upaya tubuh untuk mencegah masuknya bakteri dari luar ke dalam rahim, yang dapat membahayakan janin. Semakin besar usia kehamilan, maka semakin besar juga cairan yang diproduksi, terutama karena kepala bayi yang posisinya menekan serviks.

Umumnya, keputihan yang normal akan memiliki tekstur yang encer, berwarna putih susu (atau bahkan bening tidak memiliki warna), dengan bau yang minim. Jika terdapat cairan yang berbentuk bintik-bintik berwarna cokelat atau merah muda, keputihan seperti ini juga masih dianggap normal. Warna ini mungkin disebabkan oleh perubahan hormon atau sisa darah dari pendarahan implantasi awal kehamilan. 

Selama keputihan tersebut tidak disertai dengan gejala lain seperti rasa gatal, nyeri, atau bau yang tidak sedap, maka keputihan tersebut merupakan bagian dari proses alami yang membantu melindungi rahim dan janin dari infeksi.

Keputihan yang Harus Diwaspadai

Kondisi keputihan perlu diwaspadai jika berwarna kuning kehijauan, abu-abu, atau merah terang. Ibu juga perlu waspada apabila cairan ini berbau tidak sedap, memiliki tekstur yang berbusa atau kental, bahkan disertai gatal di area vagina, kemerahan, dan bengkak.

Maka, terdapat dua kemungkinan penyebab keputihan yang harus diwaspadai, yaitu:

  • Infeksi bakteri (disebut juga vaginosis bakterialis), atau jumlah bakteri alami yang tidak seimbang dengan bakteri jahat.
  • Infeksi jamur, yang biasanya diakibatkan perubahan hormon. 

Keputihan akibat infeksi ini tidak boleh diabaikan, karena dapat mengganggu pertumbuhan bayi yang dapat terlahir dengan berat badan rendah. Selain itu, infeksi ini dapat meningkatkan risiko persalinan prematur atau kelahiran sebelum waktunya, yang dapat berdampak pada kesehatan Ibu dan bayi.

Oleh karena itu, jika mengalami keputihan yang tidak biasa atau disertai dengan gejala lain seperti gatal, nyeri, atau bau yang tidak sedap, sangat penting untuk segera mencari perhatian medis. Penanganan yang cepat dan tepat dapat membantu mencegah komplikasi dan menjaga kesehatan Ibu serta perkembangan janin.

Tips Mengatasi Keputihan

Keputihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan, namun Ibu disarankan untuk tidak menggunakan produk perawatan kewanitaan yang dijual bebas selama kehamilan. Produk-produk ini berisiko menyebabkan iritasi pada area vagina serta dapat memperparah kondisi. Sebaiknya, periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab keputihan dan mendapatkan penanganan yang tepat. 

Ibu bisa menjaga kesehatan vagina dengan gunakan pantyliner tanpa parfum untuk menyerap keputihan dan ganti secara teratur agar tidak lembap. Saat membersihkan area kewanitaan, lakukan dari depan ke belakang menggunakan air bersih. Pilih pakaian dalam yang bersih, tidak ketat, dan segera ganti jika basah untuk menghindari iritasi lebih lanjut.

Di sisi lain, beberapa jenis makanan yang dikonsumsi juga dapat memperburuk kondisi keputihan, sehingga harus dibatasi dan bahkan dihindari. Misalnya makanan manis dan makanan olahan yang dapat meningkatkan risiko vaginosis bakterialis

Maka dari itu, penting untuk menjaga apa yang Ibu makan selama kehamilan dengan mengusahakan konsumsi makanan sehat bergizi seimbang. Lalu, makanan apa saja yang bagus untuk saat hamil? Yuk, lihat apa saja rekomendasinya berikut ini: Makanan Sehat untuk Ibu Hamil.

Referensi: 

  • Parents. How Does Vaginal Discharge Change During Pregnancy? Diakses pada 25 Juli 2024. https://www.parents.com/early-pregnancy-discharge-what-to-look-for-8575131
  • Baby Center. What Does Vaginal Discharge During Pregnancy Mean? Diakses pada 25 Juli 2024. https://www.babycenter.com/pregnancy/your-body/what-does-vaginal-discharge-during-pregnancy-mean_270 
  • Health. Best Foods for Vaginal Health. Diakses pada 25 Juli 2024. https://www.health.com/condition/sexual-health/best-foods-for-vagina