Sebagian Ibu kerap merasa payudara mereka nyeri saat menyusui. Sebetulnya nyeri ini sering kali dapat diredakan dengan reposisi bayi, karena memperbaiki posisi akan menghilangkan kesulitan bayi menyusu yang dapat menimbulkan rasa sakit pada Ibu.
Di sisi lain, Ibu juga perlu memahami bahwa terdapat kasus-kasus nyeri tertentu yang tidak dapat dihilangkan hanya dengan memperbaiki posisi. Yuk Ibu, ketahui penyebab nyeri ini dulu dalam uraian berikut agar dapat memahami cara meredakannya.
Nyeri pada waktu menyusui sering disebabkan karena posisi menyusui yang tidak tepat, sehingga bayi tidak dapat menghisap puting Ibu dengan baik dan malah menggigitnya hingga Ibu kesakitan. Namun, jika Ibu memperbaiki posisi bayi ketika menyusu, maka ia akan dapat menghisap payudara Ibu dengan lancar, sehingga Ibu tidak akan nyeri.
Nyeri juga dapat disebabkan oleh mastitis, yaitu peradangan pada payudara yang disebabkan bakteri. Ini dapat terjadi jika kondisi payudara yang kurang higienis, sehingga bakteri memasuki saluran susu dan menyebabkan peradangan. Ibu perlu berkonsultasi dengan dokter jika terjadi nyeri ini dan sekaligus mengalami demam, karena kedua gejala ini dapat menjadi ciri-ciri mastitis.
Nyeri yang Ibu alami juga dapat disebabkan tersumbatnya saluran ASI, yang lebih banyak terjadi pada ibu-ibu yang tidak menyusui secara teratur. Pada situasi ini, ASI tidak disalurkan dengan lancar, misalnya karena Ibu tidak mengosongkan payudara setelah menyusui, atau ASI diberikan secara tidak eksklusif.
Ada beberapa situasi di mana nyeri payudara Ibu patut diwaspadai, misalnya jika Ibu ternyata memang mengalami mastitis. Apabila mastitis ini tidak diobati, maka mastitis dapat berisiko berkembang menjadi abses, yaitu penumpukan nanah yang akan terlihat seperti massa (benjolan), yang tentunya akan merusak payudara Ibu. Tidak hanya mengganggu secara estetis, namun bayi Ibu akan sulit memperoleh ASI karena gangguan pengeluaran ASI akibat abses tersebut.
Nyeri juga perlu diperhatikan apabila terjadi kerusakan tekstur pada puting Ibu, misalnya retak (atau disebut juga crack nipple). Retak ini dapat menjadi sumber infeksi, dan jika infeksi ini menular kepada bayi, maka bayi dapat mengalami sariawan. Sariawan dapat membuat bayi rewel, sulit tidur, sehingga perkembangannya terganggu.
Ibu juga perlu berhati-hati jika selain nyeri, payudara Ibu juga sekaligus mengalami benjolan. Periksakan diri ke dokter untuk memastikan bahwa benjolan ini bukan merupakan gejala dari penyakit yang berbahaya, misalnya keganasan.
Jika nyeri pada payudara Ibu disebabkan kesalahan posisi menyusui pada minggu-minggu pertama usia bayi, maka Ibu perlu menguasai teknik menyusui yang benar. Tujuan dari teknik ini adalah memposisikan mulut bayi supaya puting Ibu benar-benar berada di depan mulutnya.
Lalu, bibir bayi dirangsang terlebih dahulu dengan puting Ibu supaya terbuka lebar. Selanjutnya, dekatkan kepala bayi ke payudara sampai area puting benar-benar masuk ke mulut bayi.
Untuk memastikan bahwa posisi Ibu benar, dagu bayi sudah benar-benar menempel ke payudara Ibu. Di sisi lain, pipi bayi seharusnya tidak kempot dan Ibu tidak mendengar bunyi decakan. Maka, yang Ibu hanya dengar hanyalah suara bayi tengah menelan ASI.
Jadi, jika nyeri payudara Ibu memang disebabkan kesalahan posisi, maka Ibu perlu memperbaiki posisinya agar bayi dapat menghisap ASI dengan lancar. Namun, selama Ibu tidak mengeluh demam, maka Ibu dapat berupaya untuk selalu mengeluarkan ASI dengan menyusui secara langsung maupun memompa payudara secara teratur.
Nah, supaya produksi ASI selalu lancar, Ibu dapat mengonsumsi minuman-minuman tertentu yang telah terbukti mampu memperbanyak pengeluaran ASI. Yuk, simak apa saja minuman-minuman tersebut di sini: Daftar Minuman Pelancar ASI yang Wajib Ibu Tahu.
Sumber: