Kepala pusing saat hamil trimester 3 atau saat akhir kehamilan merupakan hal yang sering dikeluhkan para Ibu. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti anemia. Meskipun umumnya kondisi ini bukanlah hal yang membahayakan, tetapi tetap memerlukan penanganan yang baik. Selain anemia, apa saja penyebab kepala pusing dan cara mengatasinya? Yuk, simak penjelasan berikut ini.
Salah satu penyebab utama kepala Ibu terasa pusing saat hamil tua adalah meningkatnya hormon yang menjadikan pembuluh darah melebar. Hal ini menyebabkan tekanan darah lebih rendah daripada biasanya, sehingga mengurangi aliran darah ke otak.
Selain itu, kepala pusing pada bulan-bulan terakhir kehamilan bisa juga merupakan tanda hipertensi atau gangguan kesehatan yang berhubungan dengan preeklampsia. Dalam hal ini, Ibu perlu waspada karena kondisi tersebut dapat mengganggu aliran oksigen menuju janin.
Kemungkinan lain yang menjadi penyebab kepala pusing yaitu anemia karena kekurangan zat besi. Pemicu lainnya yaitu tekanan pada pembuluh darah oleh rahim yang membesar karena kehamilan yang semakin tua, ataupun dehidrasi akibat kekurangan cairan.
Wajar apabila Ibu merasa tidak nyaman dengan rasa pusing yang terjadi. Berikut beberapa cara yang bisa Ibu coba untuk meredakannya, yaitu:
Beristirahat cukup saat hamil tua sangatlah penting, apalagi kelelahan bisa memperburuk kondisi pusing Ibu. Kualitas tidur selama hamil tak hanya berdampak pada diri Ibu sendiri, tetapi juga pada janin. Kurang tidur selama kehamilan dapat dikaitkan dengan sejumlah komplikasi, termasuk preeklampsia yang berisiko menyebabkan kelahiran prematur.
Meski kadang terasa sulit, cukup tidur tetap perlu diprioritaskan, ya. Ibu perlu menambahkan beberapa jam tidur setiap malamnya atau melengkapinya dengan tidur siang. Bahkan, dari penelitian Sleep Medicine disebutkan bahwa tidur siang sebanyak 90 menit selama 5-7 hari seminggu saat hamil akan berdampak baik untuk kesehatan bayi. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa tidur siang dapat mengurangi risiko bayi lahir dengan berat badan rendah.
Agar tidur Ibu lebih berkualitas di malam hari, usahakan untuk tidak mengonsumsi kafein pada sore hari dan jangan tidur siang terlalu lama. Jika Ibu kesulitan mencari posisi yang nyaman saat berbaring, cobalah miring ke arah kiri, karena posisi ini bisa meningkatkan aliran darah dan nutrisi ke janin. Ibu juga dapat tidur dengan menekuk lutut dan menaruh bantal di antara kedua lutut agar lebih nyaman.
Sering mengubah posisi selama hamil juga bisa membantu mengatasi rasa pusing. Ibu disarankan agar tidak berdiri, berbaring, atau duduk di satu tempat terlalu lama. Supaya tidak terjatuh saat sedang pusing, berpeganglah pada benda-benda kokoh di sekitar Ibu sehingga tubuh tetap seimbang. Ketika ingin berganti posisi, misalnya dari berbaring ke berdiri, lakukanlah secara perlahan, ya Bu.
Sebab, terlalu cepat bangun dari posisi berbaring atau duduk dapat membuat tekanan darah menjadi turun. Terlalu lama berdiri juga bisa membuat kepala Ibu pusing, karena gravitasi menyebabkan darah menggenang di pembuluh darah kaki dan badan. Kedua kondisi tersebut dapat mengurangi jumlah darah yang dipompa jantung menuju otak.
Apabila Ibu banyak melakukan kegiatan yang membutuhkan untuk duduk, maka pastikan postur tubuh tetap tegap dan tidak membungkuk. Gunakan kursi yang kokoh dengan penyangga punggung yang empuk, dan pastikan kaki Ibu untuk menyentuh lantai agar lebih nyaman. Usahakan agar tidak menyilangkan kaki saat duduk karena hal ini bisa mengganggu sirkulasi aliran darah. Jangan lupa untuk bangun dari posisi duduk setiap jam untuk sekadar berjalan-jalan atau melakukan peregangan untuk mencegah kepala pusing.
Selain beristirahat cukup dan banyak bergerak, pemenuhan kebutuhan nutrisi juga menjadi salah satu cara penting yang dapat mengatasi kondisi pusing saat hamil. Mengutip dari KlikDokter, sebaiknya Ibu memenuhi anjuran dosis Asam Folat harian sebesar 400 mikrogram. Tak harus dari suplemen, asam folat juga bisa didapatkan dari asupan makanan seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, dan daging sapi. Apabila pemenuhannya optimal, maka asam folat dapat membantu mencegah anemia dan menurunkan risiko terjadinya preeklampsia.
Kemudian, Ibu juga perlu mencukupi asupan cairan atau air putih, karena kepala pusing juga bisa pertanda dehidrasi. Kecukupan cairan akan membantu sirkulasi darah pada tubuh dan janin, serta memperbanyak cairan pada ketuban. Dalam sehari, Ibu disarankan untuk meminum air putih sebanyak 8-12 gelas.
Kementerian Kesehatan juga menyarankan pemenuhan kebutuhan zat besi sebanyak 27 miligram per hari untuk mencegah anemia, yang dapat menyebabkan Ibu hamil mudah lelah. Anemia defisiensi besi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, bayi terlahir dengan berat badan yang rendah, dan depresi postpartum. Cara pemenuhannya adalah dengan mengonsumsi daging merah tanpa lemak, ayam, dan ikan.
Selain asam folat dan zat besi, lengkapi juga kebutuhan nutrisi Ibu selama masa kehamilan dengan konsumsi susu PRENAGEN mommy yang diperkaya dengan DHA, dan Omega-3. Susu kehamilan ini juga mengandung karbohidrat, PROTEIN, dan kalsium yang membantu otak menghasilkan zat melatonin, yang pada akhirnya membuat tidur lebih berkualitas. Lalu, kapan sih waktu yang tepat untuk minum susu PRENAGEN mommy? Yuk, baca penjelasannya di sini: Aturan Minum Susu PRENAGEN mommy untuk Ibu Hamil.
Referensi:
Sleep Medicine. Afternoon napping during pregnancy and low birth weight: the Healthy Baby Cohort study. Diakses tanggal 17 Juli 2024. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1389945718301527
Kementerian Kesehatan. Rekomendasi Suplemen Selama Kehamilan. Diakses tanggal 17 Juli 2024. https://ayosehat.kemkes.go.id/1000-hari-pertama-kehidupan/rekomendasi-suplemen-selama-kehamilan
Kemkes Yankes. Gizi Seimbang Ibu Hamil. Diakses tanggal 17 Juli 2024. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/405/gizi-seimbang-ibu-hamil
WebMD. What to Know About Drinking Water During Pregnancy. Diakses pada tanggal 29 Juli 2024. https://www.webmd.com/baby/what-to-know-about-drinking-water-during-pregnancy