Masa kehamilan merupakan momen di mana Ibu dan janin akan mengalami banyak perubahan dan pertumbuhan. Untuk memastikan Ibu dan janin tetap sehat, sangat disarankan untuk melakukan cek lab Ibu hamil secara rutin.
Setiap pemeriksaan memiliki tujuan sendiri-sendiri. Ini bisa menjadi langkah pencegah jika ada gangguan tertentu atau potensi ibu mengalami kompliasi setelah persalinan. Yuk simak dulu daftar tes yang penting untuk Ibu berikut, ini!
Setiap Ibu tentu menginginkan janinnya tumbuh dengan baik dan bisa lahir secara sehat. Nah, guna mendukung hal tersebut, Ibu disarankan untuk menjalani berbagai cek lab, seperti:
Tes TORCH pada ibu yang sedang hamil merupakan pemeriksaan untuk menguji ada tidaknya parasit Toxoplasma gondii dan virus-virus berupa rubela, sitomegalovirus, dan herpes pada ibu.
T. gondii merupakan parasit yang sering ditemukan pada hewan-hewan sekitar rumah dan mampu mencemari daging, sayuran, dan makanan lainnya di rumah, sehingga dapat menjangkiti Ibu maupun janin di dalam kandungan Ibu.
Sedangkan virus-virus rubela, sitomegalovirus, dan herpes dapat menjangkiti Ibu maupun janin melalui kontak dengan penderitanya yang tidak Ibu sadari.
Karena T. gondii dan virus-virus ini dapat menghambat perkembangan janin, maka jika parasit dan virus-virus ini memang menjangkiti janin Ibu, Ibu perlu berkonsultasi dengan dokter agar dokter dapat menanganinya secepat mungkin.
Tes golongan darah merupakan pemeriksaan yang harus dilakukan ketika memasuki minggu ke 14-26 kehamilan, untuk mengetahui tipe golongan darah apakah yang Ibu miliki. Nantinya, jika sewaktu-waktu Ibu mengalami pendarahan, pihak medis akan mempersiapkan calon pendonor atau memastikan persediaan kantong darah yang sesuai dengan golongan darah Ibu.
Selain itu, pemeriksaan ini juga akan membantu mengenali kondisi resus yang Ibu miliki, positif atau negatif. Jika ternyata resus Ibu dan janin berbeda, dikhawatirkan bisa memicu adanya ketidakcocokan resus yang dapat mengancam kesehatan janin, sehingga harus diantisipasi oleh dokter.
Tes kadar hemoglobin merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur kadar hemoglobin (Hb) pada Ibu. Hemoglobin sendiri merupakan protein di dalam sel darah yang memberikan warna merah pada darah.
Hb berfungsi untuk membawa karbondioksida menuju paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Karena pentingnya fungsi Hb ini, Ibu perlu melakukan pemeriksaan Hb secara berkala untuk mengetahui kadar hemoglobin di dalam tubuh. Jika kadarnya rendah, Ibu dapat mengalami anemia yang lama-kelamaan akan membahayakan kesehatan Ibu maupun janin.
Melalui pemeriksaan ini juga, dokter akan dapat segera menangani Hb yang rendah untuk mencegah komplikasi.
Uji glukosa bertujuan untuk mengecek berapa kadar gula pada Ibu. Jika kadarnya ternyata melebihi normal, artinya Ibu menderita diabetes gestasional, yaitu diabetes yang hanya bisa terjadi pada Ibu hamil. Jika dibiarkan saja, masalah tersebut justru bisa memicu risiko preeklamsia dan gangguan organ pada janin.
Umumnya tes ini bisa dilakukan secara rutin dan mulai akan disarankan untuk kehamilan usia 24-28 minggu.
Tes urin pada Ibu hamil penting untuk mengantisipasi preeklamsia.
Apabila dalam pemeriksaan ini ditemukan kadar protein yang berlebihan, maka bisa jadi mengindikasikan komplikasi kehamilan seperti preeklamsia. Jika ternyata proteinnya memang berlebihan, Ibu perlu diperiksa lebih lanjut untuk mencegah komplikasi berbahaya akibat preeklamsia bagi Ibu dan janin.
Tes skrining infeksi pada Ibu bertujuan untuk mendeteksi penyakit infeksi, seperti sifilis, hepatitis, atau HIV. Jika tidak terdeteksi, penyakit infeksi dapat membahayakan Ibu dan bayi, baik selama kehamilan atau persalinan.
Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mendeteksi penyakit infeksi pada Ibu sedini mungkin. Dengan begitu, Ibu bisa mendapatkan penanganan yang tepat lebih awal dan terhindar dari masalah kesehatan lain akibat infeksi.
Skrining genetik dilakukan untuk diagnosis kelainan genetik pada janin. Skrining ini bisa dilakukan sejak usia kehamilan ke 18-20 minggu. Adanya kelainan genetik akan lebih besar jika Ibu, ayah, atau ada keluarga yang memiliki riwayat. Contoh kelainan genetik yang bisa dideteksi ini antara lain talasemia, hemofilia A, anemia sel sabit, dan beberapa kelainan lainnya.
Waktu yang tepat untuk cek lab Ibu hamil dapat disesuaikan dengan usia kandungan Ibu. Pada 13 minggu awal kehamilan, Ibu disarankan untuk melakukan tes skrining TORCH dan infeksi lainnya untuk mencegah risiko penularan penyakit berbahaya pada janin.
Antara minggu ke 14-26, Ibu dianjurkan menjalani serangkaian pemeriksaan darah, termasuk tes golongan darah, Hb, dan gula darah, untuk memantau status kesehatan Ibu serta janin.
Memasuki 3 bulan terakhir kehamilan, pemeriksaan ini dilakukan untuk memantau perkembangan janin, plasenta, jumlah cairan ketuban, hingga posisi bayi dalam kandungan. Dalam hal ini, Ibu akan menjalani tes darah untuk mencegah penularan infeksi pada bayi serta tes lain seperti tes urine.
Apabila ingin menjaga kesehatan selama kehamilan, maka Ibu diharuskan menjalani pemeriksaan pada tubuh Ibu maupun janin secara berkala. Dengan pemeriksaan teratur, Ibu dapat memastikan kondisi kesehatan Ibu maupun janin. Yuk, lihat pemeriksaan apa saja yang perlu Ibu lakukan di sini: Pemeriksaan Antenatal Care (ANC): Ibu Hamil Dapat Apa Saja?
Referensi: